Artikel PENGURUS CABANG MATHLA'UL ANWAR KABUPATEN KUDUS

Mathlaul Anwar Gelar Muktamar XVIII Dengan Peringatan Ulang Tahun ke 94

Serang. Pelita
Ormas Islam Mathlaul Anwar kembali menggelar Muktamar yang ke XVII serta ulang tahun yang ke 94 yang akan berlangsung pada 16 hingga 19 Juli 2010 di Anyer. Kabupaten Serang. Ketua Panitia Muktamar Mathlaul Anwar (MA) ke XVII KH Syadeli Karim di Serang. Minggu (16/5) mengatakan, ormas Islam terbesar setelah NU dan Muhammadiyah yang berbasis di Kecamatan Menes. Kabupaten Pandeglang tersebut, akan menggelar muktamar untuk melakukan penataan organisasi melalui pergantian pengurus besar MA periode 2010-2015. kemudian melakukan konsolidasi antar pengurus serta merupakan ajang silaturahim keluarga besar MA dari 26 pengurus wilayah provinsi se-Indonesia serta pengurus kabupaten/kota. "Muktamar MA ke XVII rencananya akan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dihadiri sekitar 1.200 pe-serta dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia." kata Sadeli Karim saat konferensi pers rencana Muktamar MA tersebut. Sadeli mengatakan, tujuan lain Muktamar MA ke XVII adalah menguatkan kembali peran MA yang tetap konsisten bergerak pada masalah pendidikan, sosial dan dakwah berbasis di perdesaan.
Peran MA yang selama Ini basisnya di desa-desa dan daerah pinggiran, kedepan diupayakan lebih ditingkatkan menyentuh perkotaan dengan tetap memfokuskan pada pendidikan berbasis madrasah. "Selama ini MA di wilayah Banten memiliki sekitar 2.000 madrasah mulai ibtidaiyah hingga perguruan tinggi, begitu juga di daerah lainnya katanya.
Sadeli mengatakan, organisasi kemasyarakatan Islam yang didirikan KH Mas Abdurahman di Menes Pandeglang pada Agustus Tahun 1916 tersebut, sejak awal didirikan su-dah melaksanakan pendidikan dasar sembilan tahun dengan basis pendidikan madrasah di perdesaan, berbeda dengan ormas Islam NU yang berbasis pesantren.
"MA secara organisasi tidak memiliki apiliasl politik ke partai manapun, karena tetap konsisten bergerak pada dakwah, sosial dan pendidikan," kata Sadeli Karim yang didampingi sejumlah pengurus wilayah MA Provinsi Banten.
Menurut Sadeli, Muktamar MA ke XVII dengan tema "Reposisi Peran Mathlaul Anwar dalam pembangunan SDM Indonesia yang unggul dan berakhlalail Karimah", rencananya juga akan dihadiri Menteri Agama Suryadharma Ali dan Menteri Pendidikan Nasional M Nuh.
Adapun beberapa agenda kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Muktamar tersebut diantaranya seminar pendidikan, pameran pendidikan, bedah buku "From Kampung To Kota", malam dana serta sidang majelis fatwa, (zis) 



SUSUNAN PANITIA MUKTAMAR MATHLA’UL ANWAR KE-XVIII DI BANTEN

PENANGGUNG JAWAB :

KETUA MAJELIS AMANAH H. WIRANTO, S.IP
KETUA UMUM PBMA Drs. H. Irsjad Djuwaeli, MM
KETUA MAJELIS FATWA KH. A. Wahid Sahari, MA

PANITIA PENGARAH (SC)

Ketua : H. Usep Fathudin, M.Ps
Wakil Ketua I :DR. H. Syibli Syarjaya, LML,MM
Wakil Ketua II : DR. Ahmad Mukhlis Yusuf, MM
Wakil Ketua III:H. Indra Cahaya, SH

Sekretaris : Drs. H. A. Syihabudin, MM
Sekretaris I :Prof. Dr,Ir.H. Herman Haeruman
Sekretaris II :Drs. Salim Thohir
Anggota :Drs. H. Huriyudin, M.Pd
DR. H.U. Saepudin Noor
DR. Didin Nurul Rosyidin, MA
Jazuli Juwaeni, MA
Drs. H. Abdulah Sukarta
M. Idjen
Neng Jubaedah, MH
Drs. H. Daud Afifi, SH, MH
Drs. Salim Thohir
Drs. H. Jamaludin Hakam
Drs. H. Adi Bajuri, MM
Chairil Anwar Adjis, SH, M.Si
Dr. Dedi Barmawijaya, M.Sc




PANITIA PELAKSANA (OC)

Ketua :KH. A.Syadeli Karim, Lc (PBMA)
Wakil Ketua I :Drs.H. Daud Afifi
Wakil Ketua II : KH. Zaenal Abidin Suja’i, Lc, M.Si (PWMA)
Wakil Ketua III : Drs. H. Kurdi Matin
Wakil Ketua IV : Upiyadi Muslih, MH

Sekretaris : Ir. H. Andi Yudi Hendriawan, M.RE (PBMA)
Wakil Sekretaris :1. Jihaduddin (PBMA)
2. Yandi Nurhayandi, MM
3. Ikhsan Abdul Wahid,M.Si

Bendahara : Rt. Tatu Chasanah,SE
Wakil Bendahara :1. Taryanto, SE, MM (UNMA)
2. Ayu Uke Oktorina


Seksi Kesekretariatan
Ketua : Drs. Mohammad Zen, MM (UNMA)
Anggota
1. Dadan Hikmat (PBMA)
2. Firdaus, SH (Perg. MA Cikaliung)
3. Herman Fauzi (PWMA)
4. Wiwi Widiawati (PBMA)
5. Santi (PBMA)
6. Sri Setiyowati, S.Kom (UNMA)
7. H.Zaenal Abidin, SH (UNMA)
8. Bambang Setiono (Perg. MA Cibuah)

Seksi Acara/Protokoler
Ketua : Drs. Dadang Sodikin (UNMA)
Anggota
1. Agus Randil (Instansi)
2. Dr. Ajak Muslim (Instansi)
3. Didit Edi (PDMA)
4. Eneng Purwanti, MA (UNMA)
5. Badri Kaukab, S.Ag.,M.Si

Seksi Persidangan
Ketua : Drs. Akhsan Sukroni, M.Si (Perg. MA Pusat)
Anggota
1. Drs. Muhammad Naim (PWMA)
2. Mulyadi, S.Ag (PDMA)
3. Epi Hasan.M.hum (UNMA)
4. Dra. Fitri Hilmiyati, M.Ed (UNMA)

Seksi Akomodasi
Ketua : Drs. Udin Saparudin (PWMA)
Anggota
1. Saris Priada Rahmat, SH (PWMA)
2. Drs.H. Dindin Hadiyudin
3. E. Saefullah, S.Ag (PWMA)
4. Taufik Rahman, M.Si (Gema MA)
5. Muamar, S.Ag, MH (PDMA)
6. Wawan Irawan (Gema MA)

Seksi Konsumsi
Ketua : Hj. Musfiah (MUSMA)
Anggota
1. Hj. Ida Faridah, SH, MH (MUSMA)
2. Hj. Uung Djuwaeli (MUSMA)
3. Ijah Khadijah, S.Pd (MUSMA)
4. Hj. Rt. Eha Solihah

Seksi Transportasi
Ketua : Drs. Basuni (PWMA)
Anggota
1. Drs. Basuni (PWMA)
2. Drs. Udau Baedowi (PWMA)
3. Ir. Enci Zarkasih, M.Pd (UNMA)
4. Drs. Ma’sum AS, MA (UNMA)
5. Dedi, S.Ag (Perg. MA Kepuh)

Seksi Publikasi/Dokumentasi
Ketua : Drs. H. Ali Nurdin, M.Si (UNMA)
Anggota
1. Yannu Setiawan, MH (UNMA),
2. Upiyadi Moeslikh,M.Hum (UNMA)
3. Drs. Babai Sujawandi (PWMA)
4. H. Sanusi, MM (UNMA)
5. Said Aryan, SH (UNMA)
6. Ahmad Nasrudin,M.Si (UNMA)

Seksi Keamanan
Ketua : Drs. Fuad Syauqi (PBMA)
Anggota
1. Sanusi, S.Pd (Perg. MA Cinangka)
2. Drs. Muhammad Ali Abubakar (PD KabSerang)
3. Gema MA Banten

Seksi Pengerahan Massa
Ketua : H. Lili Suhaeli (PWMA)
Anggota
1. KH. Bai Ma’mun (PDMA Pandeglang)
2. Drs. H. Edi (PDMA Lebak)
3. Drs. H. Muhidin Abdullatif (PDMA Kota Tangerang)
4. Drs. H. Dahlan, M.Pd (PDMA Kab. Tangerang)
5. Aas Syatibi Harsa (PDMA Kota Tangerang Selatan)
6. H. Uki, SE (Perg. MA Kepuh)
7. Drs. Matori (Perg. MA Jati Uwung)
8. Drs. Junaedi, MA (Perg. MA Carenang)
9. H. Dahlan (Perg. MA Tigaraksa)

Seksi Kesehatan
Ketua : Didi Mulyadi, SKM.,M.Kes (UNMA)
Anggota
dr. Rd. Furqon Haitami, MM (UNMA)
dr. Niska Santriana (MUSMA)
Omo Sutomo, M.Kes (UNMA)



Muktamar Mathla'ul Anwar dari Masa ke masa

Muktamar I

Muktamar (Muktamar) Mathla’ul Anwar pertama dilaksanakan tahun 1936 yang bertempat di Menes. Muktamar dihadiri oleh perutusan dari semua madrasah yang ada dan para tokoh yang terdiri dari para kyai dan ulama serta kaum terpelajar setempat. Keputusan-keputusan penting yang ditetapkan oleh Muktamar Mathla’ul Anwar I itu antara lain :




a. Berdirinya satu Perhimpunan yang bernama “MATH-LA’UL ANWAR”.

b. Mengesahkan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga (statuten) Mathla’ul Anwar yang antara lain memuat :

1) Nama : Mathla’ul Anwar, disingkat M.A., didirikan pada tahun 1334 H/1916 M di Menes Banten.

2) Dasar : Islam sepanjang ajaran Ahli Sunnah wal Jama’ah

3) Tujuan : Terwujudnya pendidikan dan ajaran Islam di kalangan umat dan masyarakat Islam.

4) Usaha : antara lain mendirikan madrasah-madrasah, pondok pesantren dan tempat-tempat Ibadah.

c. Menetapkan susunan Pengurus Besar (Hoofd Bestuur) yang antara lain terdiri :

Ketua Umum (Presiden) : K.H. E. Moh. Yasin,

Wakil Ketua (Vice Presiden) : K.H. Abdulmukti,

Sekretaris : E.E. Ismail.

d. Struktur organisasi diatur :

1) Untuk tingkat Kabupaten dibentuk Perwakilan (Kon-sultan) yang dipimpin oleh seorang Konsul,

2) Untuk tingkat Kecamatan (Onderdistrik) dibentuk sub Perwakilan (Sub Konsultan) yang dipimpin oleh Sub Konsultan,

3) Untuk di tiap madrasah dibentuk Pengurus Cabang.

e. Menetapkan rencana pelajaran atau leerplan (kurikulum). Dan untuk terlaksananya rencana pelajaran (leerplan) dengan baik sesuai ketentuan, maka diangkat beberapa orang penilik (opzieneer) dan seorang pengawas (inspekteur) yang berkedudukan di pusat. Jabatan ini diamanatkan kepada K.H.M. Abdurrahman samapi beliau wafat pada tahun 1943.

Muktamar II

Pada tahun 1937 dilangsungkan Muktamar (Muktamar) II, sesuai dengan bunyi Anggaran Dasar yang menetapkan bahwa muktamar diadakan setiap tahun.Dalam muktamar II ini tidak banyak hal yang dikemukakan. Susunan Pengurus Besarpun tidak mengalami perubahan. Muktamar II semestinya diadakan pada tahun 1938, tetapi karena pada tahun itu Ketua Umum (Presiden) Pengurus Besar Mathla’ul Anwar K.H.E. Moh. Yasin meninggal dunia, maka Muktamar II ditunda pelaksanaannya hingga tahun berikutnya.

Muktamar III

Muktamar III Mathla’ul Anwar dilangsungkan pada tahun 1939 dan selama itu kedudukan Ketua Umum (Presiden) kosong. Jabatan tersebut dipangkuWakil Ketua (Vise Presiden) yaitu K.H. Abdulmukti sampai terpilihnya Ketua Umum baru.

Pantas dicatat, bahwa pemilihan Ketua Umum pada Muktamar III tahun 1939 cukup serius dan mengalami ketegangan di kalngan masyarakat. Dua orang calon Ketua Umum tampil. K.H.E. Djunaedi, putra K.H.E. Moh Yasin, ketua umum yang baru meninggal dunia, yang juga salah seorang pendiri bahkan arsiteknya pendirian Mathla’ul Anwar. Lawannya adalah E. Uwes Abubakar yang dicalonkan oleh K.H. M. Abdurrahman yang juga sebagai salah seorang pendiri Mathla’ul Anwar. Calon pertama berpendidikan Al-Azhar Mesir, sedangkan calon kedua merupakan hasil gemblengan K.H.M. Abdurrahman sendiri. Di sini masyarakat Mathla’ul Anwar dihadapkan dua pilihan yang cukup berat dan untuk ysng pertama kalinya dialami. Karena itu dua kubu pendukung sama-sama kokoh.Pihak pendukung K.H.E. Djunaedi cukup beralasan, karena selain berpendidikan tinggi, juga keturunan seorang tokoh kharismatik yang berpengaruh. Di lain pihak mendukung E. Uwes Abubakar, yang meskipun masih muda dan belum mempunyai namadi kalangan masyarakat, tetapi ia seorang kader, sekaligus produk kharisma tinggi.

Dalam menghadapi pemilihan ini masyarakat Mathla’ul Anwar benar-benar bagai menghadapi buah simalakama. Persatuan dan kesatuan yanhg telah bertahun-tahun dipupuk nyaris pecah. Namun kepemimpinan dan wibawa K.H.M. Abdurrahman yang berjiwa besar dapat mempertahankan keadaan yang sudah agak retak waktu itu. Akhirnya, E. Uwes Abubakar yang oleh pihak kubu saingannya dijuluki “pireu” (bisu), terpilih dengan mendapatkan suara terbanyak.

Muktamar IV dan V

Muktamar IV Mathla’ul Anwar berlangsung pada tahun 1940. Sementara itu Majlis Islam Ala Indonesia (MIAI) berdiri yang merupakan satu wadah komunikasi antar organisasi-organisasi Islam dimana waktu itu antara lain : Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Al Irsyad, Al Jamiatul Wasliyah, Persatuan Umat Islam yang berpusat di Majalengka, Persatuan Islam yang berpusat di Bandung, maka Mathla’ul Anwar pun ikut pula menjadi anggotanya. Pada tahun 1941 di langsungkan Muktamar Mathla’ul Anwar V, dimana seperti halnya Muktamar IV dan V, K.H. Uwes Abubakar terpilih lagi menjadi Ketua Umum untuk periode berikutnya.



Muktamar VI

Tahun 1942, dengan meletusnya perang Asia Timur Raya dan masuknya Jepang menjajah Indonesia, Muktamar VI tidak dapat dilaksanakan pada waktunya. Baru pada tahun 1943, di bawah kekuasaan Jepang, Mathla’ul Anwar dapat melangsungkan Muktamarnya yang VI.



Muktamar VII

Tahun 1951 meskipun rakyat umumnya masih dalam keadaan menderita dan miskin, pada tahun itu juga dilaksanakan Muktamar Mathla’ul Anwar VII di Menes. Kesulitan transportasi dan komunikasi, serta susahnya kebutuhan-kebutuhan pokok kehidupan pada waktu itu, tidak menjadi penghalang untuk berlangsungnya muktamar. Kesadaran dan kerinduan, disamping kuatnya semangat percaya diri, muktamar VII berjalan lancar dan aman. Pada tahun itu, kembali K. Uwes Abubakar terpilih sebagai Ketua Umum untuk periode 1951-1952.



Muktamar Mathla’ul Anwar VIII

Dilaksanakn di Ciampea Bogor, pada tahun 1952. Keputusan-keputusan penting muktamar VIII antara lain adalah :

a. Terpilihnya kembali K. Uwes Abubakar sebagi Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar periode 1952-1953.

b. Pernyataan dan penegasan bahwa Mathla’ul Anwar adalah organisasi independen, tidk bersfiliasi dan tidak menjadi onderbouw dari organisasi atau partai politik apapun.

c. Bahwa Mathla’ul Anwar akan mendirikan Kepanduan (Pramuka) sendiri.



Muktamar Mathla’ul Anwar IX

Dilangsungkan pada bulan Desember 1953 di Pamoyanan, Bandung, Jawa Barat. Kong-res kali ini merupakan muktamar yang luar biasa dibanding muktamar-muktamar sebelumnya. Mathla’ul Anwar, yang waktu itu merupakan organisasi kecil yang pusatnya terletak di satu kecamatan, bahkan seluruh cabang-cabangnya berada di kampung-kampung dan pinggiran kota, mengadakan muktamar di kotabesar yang merupakan ibu kota provinsi. Resepsi pembu-kaan muktamar diselenggarakan di gedung Concordia, yang dua tahun kemudian, digunakan sebgai tempat konferensi Asia Afrika. Dan ternyata muktamar ini menghasilkan keputusan-keputusan penting bagi masa depan organisasi.

Muktamar kali ini telah pula melahirkan beberapa resolusi dan statemen keluar, di samping keputusan-keputusan ke dalam, yang diantaranya ialah :

a. Pengesahan berdirinya Pandu Cahaya Islam dengan status sebagai badan otonom Mathla’ul Anwar.

b. Keputusan tentang berdirinya Muslimat Mathla’ul Anwar yang dipimpin oleh Nyi. H.A. Zenab binti Moh. Yasin sebagai ketua, Nyi. Ufi Alfiah sebagai Sekretaris, Ny. Sursiah sebagai bendahara.

c. Keputusan tentang ditingkatkannya Mathla’ul Anwar menjadi organisasi kemsyarakatan yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial dan da’wah. Dengan demikian sejak tahun 1953 itu Mathla’ul Anwar memiliki anggota. Sebe-lumnya, dalam Anggaran Dasar, tidak dimuat pasal tentang keanggotaan. Yang ada hanyalah tentang donatur sebagai penyandang dana orgnisasi.

d. Muktamar telah memutuskan pula untuk menyempurnakan dan menyesuaikan rencana pelajaran, leerplan atau kuri-kulum.

e. Diputuskan pula oleh muktamar untuk menerbitkan sebuah majalah yang diberi nama Majalah Madrasah Kita. Pim-pinan umum majalah ini dipercayakan kepada Nafsirin Hadi dan Komari Saleh HG. Dibantu oleh Moh. Rifa’I sebagai sekretaris.

f. Pernyataan (statemen) bahwa Mathla’ul Anwar adalah satu organisasi yang berdiri sendiri (independen), tidak berafiliasi atau menjadi onderbouw dari partai politik atau organisasi apa pun. Sedang dalam menghadapi pemilihsn umum, Mathla’ul Anwar menyerahkan sepenuhnya kepada anggota atau pengurus masing-masing. Dalam hal ini dipersyaratkan keharusan untuk menyalurkan hanya kepada partai politik Islam (yaitu Masyumi, NU, PSII, Perti) saja.

g. Mengusulkan kepada pemerintah agar pelajaran agama (Islam) dijadikan mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah negeri.

h. Mengusulkan dan mendesak kepada pemerintah RI agar di tiap-tiap stasiun kereta api didirikan Musholla.

i. Dalam muktamar tersebut, kembali K.H. Uwes Abubakar terpilih menjadi ketua umum dibantu Ajengan Sya’roni (dari Bandung) sebagai wakil ketua I dan KH. Achmad Siddiq (dari Menes) sebagai Wakil Ketua II, KH. E. Burhani sebagai Sekretaris Umum dan beberapa orang kyai dan ulama yang juga diangkat sebagai pembantu pengurus.

Muktamar Mathla’ul Anwar X

Sesuai keputusan Muktamar sebelumnya bahwa sedianyaMuktamar X akan diadakan di Lampung, namun berbagai kendala pada waktunya, Lampung belum siap. Maka Pengurus Besar memutuskan Muktamar X diadakan di Menes pada tahun 1956 bulan Januari yang sekaligus dalam rangka Hari Ulang Tahunnya yang ke-40 berdirinya Mathla’ul Anwar.

Salah satu keputusan Muktamar X di Menes ini adalah rencana menerbitkan sebuah buku Yubelium, kenang-kenangan muktamar dan HUT, yang berisi pula ikhtisar sejarah perjuangan Mathla’ul Anwar dari awal. Sayang buku itu tidak sempat terbit. Disamping itu, Muktamar X telah mengesahkan berdirinya Pemuda Mathla’ul Anwar, sebagai badan otonom sebagaimana Pandu Cahaya Islam dan Muslimat Mathla’ul Anwar. Semula, satu-satunya wadah bagi para pemuda muslim adalah Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), Namun setelah Syarikat Islam (SI) keluar dariMasyumi pada tahun 1948, yang kemudian berdiri menjadi Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII); disusul oleh Nahdatul Ulama (NU) yang menjadi partai Nahdatul Ulama, maka timbulah kembali berbagai organisasi pemuda Islam.Diantaranya adalah Gerakan Pemuda Ansor dan Pemuda Muhammadiyah.

Muktamar Mathla’ul Anwar XI

Sesuai rencana, pada bulan September 1966, Muktamar XI dan peringatan HUT Mathla’ul Anwar ke 50 dilangsungkan di Menes. Dengan demikian Mathla’ul Anwar merupakan organisasi kemasyarakatan yang pertama kali mengadakan muktamar pada masa Orde Baru. Organisasi lain belum pernah mengadakan. Namun karena situasi ekonomi ditambah kondisi komunikasi waktu itu, maka jumlah daerah yang hadir sebagai peserta muktamar tidak mencapai quorum sebagai mana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Mathla’ul Anwar. Karena itu, akhirnya disepakati dan diputuskan sebagai Muktamar Luar Biasa.

Pada peringatan ulang tahunnya yang ke 50 (setengah abad), selain dihadiri dua orang menteri yaitu Adam Malik (Menteri Lur Negeri) dan BM Diah (Menteri Penerangan), juga dihadiri beberapa orang wakil kedutaan negara-negara sahabat. Ribuan pelajar, pemuda dan warga Mathla’ul Anwar yang berdatangan dari beberapa daerah di Jawa Barat dan Sumatra Selatan berbaris pawai melintas dihadapan para tanu kehormatan dan berjalan keliling melingkari kota Menes.Bendera merah putih dan lambang Mathla’ul Anwar yang sangat banyak jumlahnya menambah semarak dan gegap gempitanya suasana waktu itu. Sedang puncak acara berupa rapat umum beretempat di alun-alun Menes yang dihadiri puluhan ribu umat warga Mathla’ul Anwar dan para simpatisannya.

Keputusan-keputusan Muktamar Mathla’ul Anwar XI, selain memilih, menyusun komposisi dan personalianya, antara lain:

a. Menerima baik dengan suara bulat kebijaksanaan Ketua Umum selama 10 tahun dari 1956 samapai dengan 1966 di antaranya pembentukan perwakilan-perwakilan Khusus Mathla’ul Anwar yang merupakan penggabungan-penggabungan yayasan/organisasi pendidikan lokal, yakni: Al-Iman di Magelang, Ikhsaniyah di Tegal, Brebes dan Pemalang; Nahdatul Wathaon di Kediri Nusa Tenggara Barat; Yayasan Pendidikan Banten (YPB) di Serang; YPII (Yayasan Pendidikan Islam Indonesia) di Jawa Timur yang tersebar di sepuluh kabupaten; dan Nurul Islam di Tawaeli, Donggala, Sulawesi Tengah.

b. Masuknya Mathla’ul Anwar sebagai anggota Koordonator Amal Muslimin.

c. Masuknya Mathla’ul Anwar sebagai anggota Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar).

d. Mengesahkan berdirinya Ikatan Pelajar Mathla’ul Anwar (IPMA) dan Pemuda Putri Mathla’ul Anwar.

e. Mengesahkan kepengurusan PP Pemuda Mathla’ul Anwar

f. Menerima baik hasil-hasil Panitia Penyusunan Rencana Pelajar Terurai untuk madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah.

Muktamar Mathla’ul Anwar XII

Muktamar XII diadakan di Asrama PHI Cempaka Putih, Jakarta pada tahun 1975. Muktamar selesai tanpa mengadakan resepsi penutupan. Muktamar saat itu memutuskan menghilangkan badan-badan otonom dan bagian-bagian sebagaimana susunan Pengurushasil Muktamar XI selain Majelis Fatwa.

Belum sempat Pengurus Besar Mathla’ul Anwar hasil Muktamar XII mengadakan aktivitas yang berarti, timbullah suatu ketegangan antara Ketua Umum dan Sekreatris Umum. Akibatnya, Ketua Umum menskor Sekretaris Umum. Keadaan ini mengakibatkan tidak berjalannya organisasi. Sementara itu, Ketua Umum mengangkat Damanhuri untuk menjabat Sekretaris Umum, namun tidak lama antaranya Damanhuri meninggal dunia.

Kepengurusan hasil keputusan Muktamar Cempaka Putih ini belum sempat mengadakan kegiatan yang berarti wadah sekretariat PBMA pun tidak pernah tetap yang ada hanya penggantian Sekjen sampai 3 kali setelah Drs. Irsyad Djuwaeli yaitu Damanhuri, Komari Saleh dan Abdulwahid.

Pada awal tahun 1985 timbul gagasan dari kader-kader Mathla’ul Anwar untuk turut menyumbangkan tenaga dan pikirannya agar Mathla’ul Anwar bisa berjalan, beberapa kali mengajukan usul kepada Ketua Umum pada waktu H. Nafsirin Hadi, namun gagasan-gagasan itu ditolaknya. Maka tampillah beberapa orang untuk mendesak Ketua umum agar segera mengadakan Multamar tapi tidak bisa dilaksanakan.

Muktamar Mathla’ul Anwar XIII

Untuk melaksanakan muktamar ke-13 dibentuklah Panitia yang terdiri dari kader-kader Mathla’ul Anwar antara lain Ketua H. Moh. Amin, M. Nahid Abdurrahman dan muktamar diadakan di Menes pada 12 Juli 1985 (hasil-hasil Muktamar belum tercatat lengkap)





Muktamar Mathla’ul Anwar XIV

Muktamar Mathla’ul Anwar XIV tahun 1991 yang diselenggaran di Jakarta yang merupakan Muktamar Mathla’ul Anwar pertama yang dibuka oleh pimpinan negara, yang dalam hal ini dibuka oleh wakil Presiden Sudarmono, SH. Sejak itu banyak pengamat menanggapi bahwa Mathla’ul Anwar yang biasanya melakukan kegiatannya di daerah-daerah (pedesaan) mulai berkiprah kuat dikota dengan istilah ”ayam kampung masuk kota”.

Muktamar Mathla’ul Anwar XV

Dilaksanakan di Jakarta bertempat di Asrama Haji Pondok Gede dan dibuka oleh Wakil Presiden RI H. Tri Sutrisno. Muktamar ini menetapkan kembali HM. Irsjad Djuwaeli sebagai Ketua Umum PB Mathlaul Anwar dan Sekretaris Jenderal adalah Drs. HM. Syatibi Mukhtar. Pada masa ini Mathla’ul Anwar telah kehilangan putra terbaiknya, yaitu meninggalnya Ketua Dewan pembina Mathla’ul Anwar H. Alamsyah Ratu Perwiranegara. Sepeninggalan beliau, PB. Mathla’ul Anwar mengangkat HR. Hartono selaku Ketua Dewan Pembina Mathla’ul Anwar.

Muktamar Mathla’ul Anwar XVI

Mathla’ul Anwar melaksanakan Muktamar XVI pada 26-30 Oktober 2001 di Bojolali, Jawa Tengah. Isu sentral yang diangkat dalam pokok-pokok pikiran muktamar antara lain adalah mendukung pemerintah dalam memberantas KKN, penegakan supremasi hukum, demokratisasi dan pengembangan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Dalam era reformasi ini Mathla’ul Anwar menegaskan kembali perjuangannya dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial sebagai sebuah gerakan ke arah peningkatan mutu dan kualitas kehidupan bangsa. Dalam hal ini Mathla’ul Anwar mendesak pemerintah untuk mengubah UU Pendidikan nasioanl agar tidak diskriminatif dalam pembiayaan pendidikan antara sekolah-sekolah swasta dan negeri, mendesak pemerintah untuk mengubah kurikulum pendidikan yang memungkinkan madrasah agar tetap berfungsi sebagai lembaga pendidikan nasional, serta menambah jam pelajaran materi pendidikan agama di sekolah-sekolah umum menjadi 6 jam pelajaran di tingkat SD dan 4 pelajaran di tingkat SLTP dan SLTA, Mathla’ul Anwar juga memperjuangkan otonomi pendidikan.

Muktamar Mathla’ul Anwar XVII

Muktamar XVII di Pondok Gede Jakarta 2005, bersamaan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Mathla’ul Anwar ke 89, dibuka resmi oleh Wakil Presiden RI. Drs. H. Muhamad Jusuf Kalla, dan ditutup oleh Ketua DPR RI H. R. Agung Laksono dengan diperkaya masukan dari beberapa nara sumber diantaranya Menteri Perindustrian, Menteri Agama, Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Sosial.



Muktamar Mathla’ul Anwar XVII
Akan diselenggarakan pada tanggal 16 – 19 Juli 2010 bertempat di Propinsi Banten 





Workshop Visi MA 2040

Merancang Visi MA 30 tahun Mendatang

Latar Belakang
Munculnya sebuah organisasi dapat dipastikan karena adanya tuntutan masyarakat sesuai konteks sosial saat itu. Eksistensi organisasi karenanya akan tetap bertahan sepanjang perannya masih diperlukan dan memberikan kontribusi bagi masyarakat. Sebaliknya, organisasi akan hilang jika tidak bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. Premis ini menegaskan bahwa organisasi perlu terus melakukan perubahan, karena tuntutan masyarakat juga terus berubah. Organisasi yang tidak mampu melakukan perubahan, akan mati (mature) dan hilang ditelan perubahan.


Mathla’ul Anwar (MA) sebagai organisasi yang sudah berusia 94 tahun, saat ini masih ada dan diakui masyarakat. Akan tetapi pengaruh dan bakti yang diberikan kepada masyarakat sepertinya tidak seperti saat MA didirikan. Berbagai catatan sejarah menunjukan betapa MA dahulu memiliki peran penting dalam percaturan sosial masyarakat. Peran dan ketokohan MA menjadi inspirasi masyarakat saat itu. Saat ini peran MA seolah terpinggirkan bahkan ”nyaris tak terdengar”. MA bukan lagi organisasi yang disegani dan diperhitungkan.

Memudarnya peran ini ditenggarai karena MA belum mampu melakukan perubahan untuk memenuhi tuntutan masyarakat. Tuntutan masyarakat saat ini sudah jauh berubah dibanding saat MA didirikan. Karenanya, MA perlu merancang perubahan agar tetap mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Para founding father dahulu barangkali tidak sempat merancang MA untuk bisa bertahan sampai puluhan tahun kemudian. Karenanya menjadi tugas generasi selanjutnya untuk merancang bagaimana MA akan dikembangkan beberapa puluh tahun mendatang, agar tidak saja tetap eksis, namun memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kemajuan masyarakat. Masa depan MA harus direncanakan. Organisasi moderan berkembang karena by design, bukan karena kebetulan.

Untuk memenuhi keinginan diatas, perlu diselenggarakan workshop untuk menyusun blue print organisasi MA paling tidak untuk 30 tahun ke depan.

Tujuan
Workshop ini bertujuan untuk merancang Rencana Induk Pengembangan MA 30 tahun kedepan. Secara khsusu bertujuan untuk:
1. Konsolidasi para pemikir muda MA
2. Mengidentifikasi berbagai pemikiran dan potensi, aspirasi serta tuntutan terhadap peran MA kedepan
3. Memetakan posisi MA dalam percaturan sosial saat ini dan masa datang
4. Menyusun rancang bangun pengembangan organisasi MA 30 tahun mendatang lengkap dengan berbagai indikator capaiannya
5. Merumuskan strategi implementasi dalam mencapai rancangan yang telah ditetapkan


Tema:
Workshop ini bertema: “MERANCANG VISI MA 2040”

Peserta Workshop
Peserta workshop adalah kalangan generasi muda MA yang memiliki kepedulian terhadap perkembangan MA kedepan. Peserta berjumlah sekitar 15 – 20 orang, terdiri dari berbagai unsur:
1. Universitas Mathla’ul Anwar
2. Pengurus Wilayah
3. Pengurus Daerah
4. Pengurus Besar
5. Pemerhati MA
6. Alumnus MA
7. Akademisi.



Agenda dan Narasumber:

Diskusi tentang Sejarah MA: Dulu, Sekarang dan Masa Depan. Narasumber: Dr. Didin Nurul Rosidin (Leiden University)
Diskusi tentang Peran Pendidikan MA dan Tantangannya.
Narasumber: Dr. Asep Saepudin Jahar (alumni Jerman)
Diskusi Perancangan Outline dan Pembagian Tugas Menulis
Rencana Tindak Lanjut

Munas Generasi Muda Mathla'ul Anwar Bahas UU Kpemudaan

Jakarta, 28/4 (Antara/FINROLL News) - Muktamar Gerakan Pemuda (Gema) Mathlaul Anwar pada 25-27 Juni 2010 antara lain akan membahas dan mengantisipasi pemberlakuan UU No.40 tahun 2009 tentang Kepemudaan yang menyebutkan bahwa umur pemuda adalah 16-30 tahun.



"UU Kepemudaan akan diantisipasi dan akan dibicarakan pada muktamar," kata Ketua Umum Gema Mathlaul Anwar, Son Haji Ujaji, di Jakarta, Rabu, mengenai rencana muktamar ketiga organisasi tersebut.

Menurut UU yang disahkan 15 September 2009 tersebut, Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) diberi waktu selama empat tahun setelah UU disahkan. Jika sampai batas waktu tersebut organisasi tidak mengikuti aturan umur pemuda, misalnya umur pengurusnya, maka organisasi hanya dianggap sebagai organisasi massa (ormas) dan bukan lagi OKP.

Saat ini memang banyak pengurus OKP yang usianya di atas 30 tahun.

Son Haji mengatakan organisasinya akan membicarakan format kepengurusan yang ideal. Selain itu agar organisasi bisa melakukan regenerasi yang sesuai dengan UU tersebut.

Son Haji sendiri kurang setuju dengan batasan umur pemuda tersebut. Ia mengusulkan batasan umur pemuda adalah 16-35 tahun.

Semula batasan usia pemuda dalam draf RUU Kepemudaan adalah 18-35 tahun. Namun setelah melalui berbagai pembahasan maka batasan pemuda disetujui menjadi 16-30 tahun.

Untuk itu, kata Son Haji, Gema Mathlaul Anwar akan berupaya melakukan uji materi terhadap UU tersebut terutama terhadap pasal yang mengatur umur pemuda.

Ia mengatakan, jika umur pemuda dibatasi 16-30 tahun maka potensi mereka yang berumur 31-35 tahun tidak bisa digali. Sementara itu, jika mereka (berumur 31-35) dimasukan ke kategori dewasa juga terlalu dini. Ia mengatakan, seseorang dianggap dewasa pada umur 40 tahun.

Ia mengatakan, muktamar Gema Mathlaul Anwar akan diikuti oleh 26 Dewan Pimpinan Wilayah Gema Mathlaul Anwar.

Muktamar juga akan membahas upaya agar organisasi bisa menjadi agen pembaharuan. Muktamar juga berusaha menjadikan Gema Mathlaul Anwar menjadi organisasi yang profesional dan mandiri. "Sehingga dapat membuahkan pikiran-pikiran yang kritis terhadap persoalan dan dinamika bangsa," kata Son Haji.

Gema Mathlaul Anwar berada di bawah organisasi Mathlaul Anwar. Mathlaul Anwar adalah organisasi kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial, berakidah Islam sepanjang tuntunan Al Quran dan as-Sunnah serta "ittifaq" sahabat, yang telah berdiri 1916.

Dinamika Workshop I Visi Mathla'ul Anwar 2040


Bertempat di Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Pandeglang Banten, hari Sabtu (15/5) diselenggarakan workshop pertama untuk merancang Visi Mathla’ul Anwar 2040. Sambutan dari hadirin cukup meriah dan memandang penting perumusan visi ini sebagai arah dalam pengembangan organisasi MA tigapuluh tahun mendatang.


Hadir dalam workshop tersebut Ketua Umum PBMA Irsjad Djuwaeli, Ketua PWMA Banten Zaenal Abidin Syuja’i, Ketua PBMA Sadeli Karim, beberapa Dekan UNMA, beberapa ketua PDMA di propnisi Banten serta Ketua Umum DPP GEMA MA Sonhaji Ujaji. Acara tersebut juga dihadiri oleh ratusan mahasiswa Universitas Mathla’ul Anwar.
Workshop yang pertama digelar ini menampilkan Asep Saefudin Jahar (alumnus Jerman) serta H. Idjen (sesepuh MA).

Kedua narasumber memaparkan poin penting untuk pengembangan MA kedepan. Asep misalnya menekankan pentingnya pengembangan pendidikan tinggi untuk menunjang keberhasilan pengembangan organisasi. Sedangkan Idjen melihat dari semangat para tokoh dan pelopor MA yang bekerja tanpa mengenal lelah bahkan sakit, rela berkorban bagi kemajuan MA. Pengorbanan para tokoh ini selayaknya menjadi tauladan bagi generasi MA saat ini dan mendatang.

Dalam paparannya Ketua Umum PBMA yang hadir dalam workshop tersebut menyambut baik inisiatif perumusan visi ini dan berharap agar kedepan kepemimpinan MA berada di kalangan kader yang lebih muda sehingga masih memiliki waktu yang cukup untuk merealisasikan visi dimaksud. Irsjad juga berharap agar konsep ini bisa disahkan sabagai salah satu produk Muktamar Juli mendatang. Sementara Ketua PWMA Banten dalam tanggapannya lebih menekankan pentingnya kepemimpinan dalam merancang visi tersebut. Bagi Kang Didin, demikian ia biasa dipanggil, merancang visi berarti juga harus memikirkan kriteria kepemimpinan seperti apa yang tepat untuk dapat melaksanakan visi jangka panjang tersebut. Karena pemimpin akan dihadapkan pada pilihan-pilihan tertentu yang harus diambil demi membawa kemaslahatan bagi organisasi. Sedangkan Sadeli Karim, yang belakangan mencuat sebagai salah satu kandidat Ketua Umum PBMA mendatang, lebih melihat visi dalam tataran yang lebih terukur capaiannya dalam periode waktu tertentu. Misalnya prioritas apa yang akan dilakukan dalam lima tahun pertama, lima tahun kedua dan seterusnya sampai tigapuluh tahun kedepan. Ia mencontohkan, dalam lima tahun pertama barangkali yang harus dilakukan oleh MA adalah konsolidasi organisasi, dengan menata kelengkapan dan soliditas organisasi.

Penanggap lainnya seperti Praktisi Media Anang Aenal Yaqin dan Konsultan Politik Ali Nurdin lebih melihat pengembangan visi dari aspek teknis perumusan konsep selanjutnya. Mereka berdua berharap ada tim yang bekerja untuk mengidentifikasi kekuatan, peluang, tantangan serta kondisi ideal apa yang akan dicapai MA dalam tigapuluh tahun mendatang. Adapun peneliti dari Litbang Depag Ahmad Huriyudin Humaedi, menyoroti dinamika generasi muda MA dalam perannya terhadap pembangunan organisasi. Dalam tanggapannya Huri –demikian ia biasa disapa- menyampaikan pandangannya tentang perlunya menampung aspirasi generasi muda yang terkadang berbeda dengan aspirasi orang tua. “Ini adalah dinamika organisasi, jangan disikapi secara negative”, tegas Huri.

Sedangkan Dekan Fakultas Agama Jihaduddin, melihat Visi MA harus mampu menggambarkan tradisi keagamaan warga MA. Ia menyebutkan bahwa tokoh MA dalam menjalankan ibadahnya berpedoman kepada ahlussunah waljamaah, artinya ini berpijak kepada empat mazhab (mazahibul arba’) bukan kepada salah satu mazhab sebagaimana dilakukan oleh salah satu ormas keagamaan lainya. Menurut Jihad, inilah ciri khas MA.

Sebelum acara diumulai, penyelenggara acara menyampaikan beberapa alasan mengapa workshop ini dilakukan. Mohammad Zen yang diminta menyampaikan sambutannya memaparkan bahwa terselengaranya kegiatan ini merupakan wujud nyata kecintaan dan kebanggaan generasi muda terhadap MA. Dalam sambutan yang sempat terbata ia menekankan betapa anak-anak muda MA memiliki kebanggaan yang luar biasa terhadap MA sehingga meskipun sering diusir, atau ditolak kehadirannya, karena menyuarakan aspirasi yang bertentangan dengan orang tua, namun tidak pernah merasa sakit hati atau ‘ngambek’. Mereka tetap setia berbakti dan berkarya semampunya untuk kemajuan MA. Zen menambahkan diselenggarakannya workshop di UNMA karena kampus adalah tempat berkumpulnya para intelektual, akademisi dan peneliti. Karenanya sudah selayaknyalah konsep-konsep akademik untuk pengembangan organisasi MA seharusnya diproduksi dari dalam kampus. Kegiatan workshop ini lanjut Zen, tidak didanai dari Rektorat atau Fakultas, namun dari iuran beberap hadirin yang berkomitmen tinggi untuk kemajuan MA.

Selain beberapa penanggap di atas, terdapat beberapa mahasiswa yang mengajukan tanggapan, namun substansi tanggapannya lebih berkisar soal kampus yang kurang relevan dengan pembahasan Visi MA 2010. Sonhaji Ujaji yang didaulat untuk menjadi pemandu workshop ini pada bagian akhir workshop mengidentifikasi duapuluh nama untuk menjadi tim perumus Visi MA 2040. Beberapa nama tersebut diantaranya Zaenal Abidin Syuja’i, Ali Nurdin, Anang Aenal Yaqin, Huriyudin, serta beberapa nama lainnya. Ketua PWMA Banten yang sejak awal menaruh perhatian terhadap gagasan ini bahkan bersedia memfasilitasi pertemuan selanjutnya sampai konsep Visi MA 2040 benar-benar terwujud (zen)

Link Bersama Membawa Mathla'ul Anwar Membangun Bangsa

Situs Web | Gambar ukuran penuh ‹



GEMA MA Harus Bermanfaat Bagi Um...a Online
ID,JAKARTA-Gerakan Pemuda Mathla'ul Anwar (GEMA-MA) harus bermanfaat dan
www.republika.co.id/berita/dunia...agi-umat
Informasi gambar
:360 × 260
n1645548460_147132_1793.jpg
sebagai Ketua Umum DPP Generasi muda Mathla'ul Anwar periode 2010.
www.gema-ma.co.cc/2010_06_01_arc...ive.html
Informasi gambar





 Kembali ke hasil gambar
Media Diimbau Menyaring Tayangan...>...
SERANG, KOMPAS.com - Majelis Fatwa Mathla'ul Anwar dalam muktamar ke-13 di
wartadigital.com/2010/07/18/medi...rik.html
Informasi gambar




                     




mathla'ul anwarEM-A: ... ke masa
Mathla'ul Anwar adalah organisasi masyarakat yang berorientasi pada
em-atea.blogspot.com/2010/04/muk...asa.html
Informasi gambar
Ukuran:583 × 173
Jenis:34KB JPG
                                    
Andi Yudi Hendriawan: PELANTIKAN...>...
Universitas Mathla”ul Anwar (UNMA) Banten pada hari Minggu tanggal 25
yudihendriawan.blogspot.com/2009...tas.html





                                              
Andi Yudi Hendriawan
Mathla'ul Anwar ISBN : 979-95491-0-8
yudihendriawan.blogspot.com/
Informasi gambar




                                           

Diposkan oleh Mathla' ul Anwar Pusat di 02:43 0 komentar
mimathlaulanwarpusat.blogspot.com/
Informasi gambar




                   
Gema Mathlaul Anwar - Eco...resnews.
Gema Mathlaul Anwar Diminta Lebih Berkiprah di Masyarakat. REPUBLIKA.CO.
www.gresnews.com/ch/Economy/cl/G...%2BAnwar
Informasi gambar




                 
studying.jpg
Fakultas Informatika dan Komputer Universitas Mathla'ul Anwar Banten,
www.fikunma.org/web/berita/akade...20092010
Informasi gambar




                                            

                


       









Followers